<div style="border: 1px solid #CCC; margin: 10px 0px; padding: 10px; width: auto; height: auto; background-color: #FBFBEE; text-align: left;">
SEJARAH SINGKAT
1.1
Kecamatan Sindue
Sindue
adalah salah satu nama Kecamatan dari 15 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Donggala. Kecamatan Sindue berada diwilayah Pesisir pantai Barat dari Ibu Kota
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Kecamatan Sindue berjarak kurang lebih 30
Km dari kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, 65 Km dari Ibu Kota Kabupaten melalui jalan darat dan ± 5
mil ditempuh melalui jalur laut.
Pada
dahulu kala dimana nama Sindue adalah nama dari sebuah wilayah yang ada di Desa
Enu yaitu Gunung Sandu dimana pada saat itu
dikuasai oleh Pemerintah Kemagauan (Magau) yang sistemnya adalah
Pemerintahan Keadatan. Hal ini ditunjang oleh mayoritas penduduknya adalah Petani
dan nelayan. Seiring dengan perkembangan zaman dan untuk memprmudah pelayanan
kepada masyarakat maka pada saat ini kecamatan sindue telah mekar menjadi 3
Kecamatan yakni Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusa Bora dan
Kecamatan Sindue.
1.2. BPP Lero
Seiring
peningkatan pelayanan, kebutuhan akan informasi pertanian kepada masyarakat
khususnya masyarakat petani, maka melalui pemerintah Daerah Kabupaten Donggala
melakukan pemabungan infrasturktur sarana penyuluhan, hal ini di wujudkan
dengan pembangunan Kantor Balai Pelaksana Penyuluhan di setiap Kecamatan yang
salah satunya di bangun di Wilayah Kecamatan Sindue yang pada awalnya dibangun
di Desa Tibo. Seiring dengan pemekaran, Kecamatan
Sindue pada saat ini telah terbagi menjadi
3 Wilayah Kecamatan Pemekaran, maka pemerintah daerah melalui kegiatan FEATI kembali
membangun kantor BPP di Dua Kecamatan Pemekaran tersebut yang salah satunya BPP
Lero yang dibangun pada tahun 2009. Adapun kepala kepala BPP Lero selaku
koordinator Penyuluh dari masa ke masa sebagai berikut :
1.
IDHAM, SP
Tahun 2010 sampai dengan Maret 2012
2.
DARSUN, SP.,
M.Si., Maret 2012 sampai sekarang.
II.
KEADAAN UMUM
WILAYAH
2.1 Letak
Geografis
Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) Lero adalah salah satu dari 14 BPP yang terdapat di wilayah Kabupaten Donggala Provinsi
Sulawesi Tengah, berdasarkan hasil pengukuran dengan GPS diketahui bahwa
Secara geografis BPP Lero Kecamatan Sindue berada pada pada posisi 0⁰30’58”
- 0⁰39’21”LS dan 119⁰47’19”
- 119⁰57’27” BT. Wilayah Kerja BPP Lero meliputi keseluruhan wilayah
Kecamatan Sindue yang terletak membentang dari selatan ke utara
yang berada pada posisi bagian barat Kabupaten Donggala atau lebih dikenal
dengan wilayah pantai Barat.
Berikut ini adalah batas-batas wilayah kerja BPP Lero:
-
Sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Sindue Tombusabora
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Labuan
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Parigi Moutong
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi
Kecamtan Sindue terdiri
dari 13 (Tiga Belas) desa
sebagai berikut:
1.
Desa Dalaka,
2.
Desa Lero
Tatari;
3.
Desa Lero;
4.
Desa Vunta;
5.
Desa Toaya;
6.
Desa Sumari;
7.
Desa Kumbasa;
8.
Desa Taripa;
9.
Desa Amal;
10. Desa
Masaingi;
11. Desa
Marana;
12. Desa
Kavaya;
13. Desa
Enu
2.2 Keadaan Topografi dan Iklim
Keadaan topografi tanah bervariasi
dari dataran, perbukitan dan pegunungan. Ketinggian tempat dari permukaan laut
berkisar antara 16 - 176 meter. Wilayah kerja BPP Lero sebagian besar merupakan
daerah pegunungan dan perbukitan, dimana dataran rendah pada umumnya terdapat di lembah Sepanjang pantai
bagian barat dan dataran
tinggi didaerah pegunungan terletak dibagian timur yang pembagiannya
berdasarkan ketinggian diatas permukaan laut yaitu sebagai berikut :
a. Dataran 0 - 30 seluas 62,05% dengan
ketinggian 0-100 m diatas permukaan laut
b. Perbukitan 3 - 150 seluas 23,36% dengan
ketigian 100-250 m, diatas permukaan
Laut
c. Pegunungan
15 - 400 seluas 14,59 % dengan ketinggian 250-500 m, diatas Permukaan laut.
Berdasarkan
sistim penetapan type iklim (Schmidt dan Ferguson), wilayah kerja BPP
Lero tergolong tipe iklim G yang berarti sangat kering yang
dipengaruhi oleh 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, musim hujan yang
disebut juga musim barat, keadaan ini biasa terjadi antara bulan
agustus-januari. Sedangkan musim kemarau yang disebut juga musim timur,
biasanya terjadi pada bulan Pebruari
– Juli. Suhu Harian rata – rata berkisar antara 25º - 34 º.
Selengkapnya pola curah hujan tahunan selama 5 tahun terakhir (2008 - 2012) dapat dilihat pada Gambar 1

2.3 Potensi
Lahan Pertanian dan Penggunaannya
Karakteristik dan jenis tanah yang
terdapat di Kecamatan Sindue adalah jenis aluvial, liat berpasir dan liat
berlempung dengan tingkat keasaman (PH)
berkisar antara 5,5 – 7,0.
Secara umum penggunaan lahan
didominasi pada kegiatan
pertanian yang terdiri dari:
Perkebunan Rakyat 5.511 Ha, lahan
sawah 554 Ha, tegalan 861 Ha.
Selengkapnya jenis lahan dan luas penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jenis
lahan dan luas penggunaannya
No.
|
Jenis
Lahan
|
Luas
Lahan (Ha)
|
1.
2
3
4
5
6
7
8
|
Bangunan
Sawah
Irigasi Teknis
Tegalan
Perkebunan Rakyat
Kayu - kayuan
Kolam
Tidak diusahakan
Lain – lain
|
855,50
554,00
861,00
5.511,80
300,00
5,35
2091,00
7.515,35
|
J u m l a h
|
17.694
|
Sumber: Data Primer diolah, 2013
Populasi Ternak
Secara kwantitas populasi
ternak di Kecamatan Sindue didominasi oleh ternak unggas yakni ayam buras,
kemudian disusul oleh ternak sapi dan kambing, selengkapnya data populasi
ternak di Kecamatan Sindue dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jenis dan Populasi
Ternak di Kecamatan Sindue 2012
No.
|
Jenis Ternak
|
Jumlah (ekor)
|
1.
2
3
4
5
6
|
S a p I
Kerbau
Kambing
Ayam Buras
Ayam Ras
Itik
|
1.579
-
1389
7.668
-
50
|
J u m l a h
|
10.686
|
Sumber:
BPS Kecamatan Sindue
Dalam Angka 2012
2.4
Sumber Daya Manusia
Dari hasil
pendataan penduduk akhir Tahun 2010
menunjukan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Sindue sebanyak 18.565
jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 9.393 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 9.172 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 4.528. Ditinjau dari jenis kelamin penduduk Kecamatan Sindue pada Tahun 2010
yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada jenis kelamin perempuan.
Penduduk terbanyak berada di Desa Toaya dengan jumlah sekitar
3.304 jiwa. Sementara paling sedikit adalah penduduk Desa Taripa Sekitar 517
jiwa. Selengkapnya keadaan penduduk di Kecamatan Sindue dapat dilihat pada Tabel
2.4, Tabel 2.5 dan Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Luas Wilayah, Jumlah
dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Sindue, 2011
Desa
|
Luas (km²)
|
Jumlah
Penduduk
|
Kepadatan
Penduduk
km²
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
01
Dalaka
|
12,61
|
2.377
|
188
|
02
Lero Tatari
|
8,83
|
1.564
|
177
|
03
Lero
|
11,67
|
2.049
|
175
|
04
Toaya Vunta
|
5,33
|
1.763
|
331
|
05
Toaya
|
22,27
|
3.304
|
148
|
06
Sumari
|
6,21
|
837
|
135
|
07
Taripa
|
24,21
|
517
|
21
|
08
Kumbasa
|
4,38
|
744
|
170
|
09
Masaingi
|
20,56
|
1.131
|
55
|
10
Marana
|
26,78
|
1.965
|
73
|
11
Enu
|
17,90
|
1.551
|
87
|
12
Amal
|
16,24
|
763
|
47
|
Jumlah
|
177,20
|
18.565
|
105
|
Sumber
: BPS Kecamatan Sindue Dalam Angka 2012
Tabel 2.5. Jumlah KK, Penduduk dan Rata-rata Penduduk Per Rumah Tangga
Menurut Desa di Kecamatan Sindue,Tahun 2011
Desa
|
KK
|
Penduduk
|
Rata-Rata
Penduduk/Rumah
Tangga
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
01
Dalaka
|
580
|
2,377
|
4
|
02
Lero Tatari
|
381
|
1,564
|
4
|
03
Lero
|
500
|
2,049
|
4
|
04
Toaya Vunta
|
430
|
1,763
|
4
|
05
Toaya
|
806
|
3,304
|
4
|
06
Sumari
|
204
|
837
|
4
|
07
Taripa
|
126
|
517
|
4
|
08
Kumbasa
|
182
|
744
|
4
|
09
Masaingi
|
276
|
1,131
|
4
|
10
Marana
|
479
|
1,965
|
4
|
11
Enu
|
378
|
1,551
|
4
|
12
Amal
|
186
|
763
|
4
|
Jumlah2010
|
4.528
|
18.565
|
4
|
Sumber
: BPS Kecamatan Sindue Dalam Angka 2012
Tabel2.6 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Seks Rasio di Kecamatan Sindue, 2011
Desa
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Seks Rasio
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
01
Dalaka
|
1.209
|
1.167
|
104
|
02
Lero Tatari
|
813
|
751
|
108
|
03
Lero
|
1.033
|
1.016
|
102
|
04
Toaya Vunta
|
898
|
865
|
104
|
05
Toaya
|
1.684
|
1.620
|
104
|
06
Sumari
|
425
|
412
|
103
|
07
Taripa
|
261
|
256
|
102
|
08
Kumbasa
|
371
|
374
|
99
|
09
Masaingi
|
551
|
580
|
95
|
10
Marana
|
993
|
972
|
102
|
11
Enu
|
766
|
784
|
98
|
12
Amal
|
389
|
375
|
104
|
Jumlah2010
|
9.393
|
9.172
|
102
|
Sumber : BPS Kecamatan Sindue Dalam Angka 2012
2.5 Sarana
dan Prasarana Pertanian
Kecamatan Sindue memiliki Sarana dan
Prasarana Pertanian yang cukup memadai untuk mendukung program pembangunan
Pertanian. Sarana dan prasarana tersebut
meliputi Alat dan Mesin Pertanian yang digunakan dalam pengelolaan usaha
tani.. Selengkapnya data keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Sindue
disajikan pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan
Sindue, Tahun
2012.
No
|
Jenis Sarana dan Prasarana
|
Jumlah (Buah/unit)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Hand Traktor
Hand Sparayer
Huler
Power Threser
Gilingan Jagung
Mesin Tetas
Kandang Ayam
Kandang Sapi
Alat Pembuat
Kompos
Mesin Penepung
|
30
100
4
5
1
1
10
15
1
1
|
Sumber :Data Primer diolah, 2012
2.6 Kelembagaan
Kelembagaan pendukung dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian antara lain adalah lembaga petani
(Kelompoktani/Gapktan), lembaga ekonomi pedesaan baik swasta maupun yang dikelolah langsung
oleh petani (KUD) sebanyak 2 buah. Jumlah lembaga petani
yang terdaftar di wilayah
Kecamatan Sindue sebanyak 87
kelompok tani dengan kelas kemampuan rata – rata masih kelas Pemula dan lanjut.
Untuk jelasnya mengenai karakteristik kelompok tani dan kelembagaan
ekonomi di Kecamatan Sindue dapat dilihat pada Tabel 2.8. dan Tabel 2.9
Tabel 2.8. Karakteristik Kelompok Tani di
Kecamatan Sindue Tahun 2012
Desa
|
Kelas Kemampuan
Kelompok
|
Jumlah
|
||||
Pra Pmula
|
Pemula
|
Lanjut
|
Madya
|
Utama
|
||
Dalaka
Lero Tatari
Lero
Toaya Vunta
Toaya
Sumari
Kumbasa
Taripa
Amal
Masaingi
Marana
Enu
|
-
-
-
-
4
-
-
-
2
-
-
-
|
4
7
5
5
4
6
11
5
6
8
6
7
|
1
-
-
-
2
2
-
-
-
1
-
1
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
5
7
5
5
10
8
11
5
6
9
6
8
|
6
|
74
|
7
|
-
|
-
|
87
|
Sumber: BPP Lero Kecamatan Sindue, 2012
Tabel 2.9 Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Sindue
Tahun 2012
Desa
|
Nama Gapoktan
|
Nam Pengurus
|
Jumlah Anggota
|
||
Ketua
|
Sekretaris
|
Bendahara
|
|||
Dalaka
Lero Tatari
Lero
Vunta
Toaya
Sumari
Kumbasa
Taripa
Amal
Masaingi
Marana
Enu
|
Kapuk Indah
Sangubasa
Bulu Kadia
Vunta Jaya
Lompe Singgani
Sumber Rezeki
Kumbasa Permai
Toposo
Ape Msliko
Kayu Eyo
Sintuvu
Bahari Jaya
|
Suardin
Rahman
Nurdin
Mirwan
Alirman
Abd. Rauf
Mahdun
Burhan
Muhlis
Lahamudin
Andi
Usman
Suardin
|
Irfan
Muhlis
Tahir
Tasrif
Idris
Supardin
Armin
Hasim P
Yuyun
Nukran
Biusman
Ibrahim
|
Zulkarnain
Azali
Abd.Halim
Musadik
Nizan
Aziz
Harmin
Darmin
Nuzul
Kisman
Firdaus
Jais
|
150
166
45
123
224
161
201
106
80
90
150
162
|
No
|
Jenis Sarana dan Prasarana
|
Jumlah (Buah)
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
|
KUD
KOPTAN
Kios Saprotan
Lumbung Pangan
Lembaga
Keuangan Desa (LKD)
LKM
BMT
|
1
1
1
1
1
1
1
|
Tidak aktif
Tidak aktif
Aktif
Belum aktif
Program Mapan
Program PNPM
|
Sumber :Data Primer diolah, 2012
2.7
Ketenagaan
2.8
Kebijakan Pemerintah
Program Pemrintah pusat dan pemerintah
Daerah yang dilaksanakan di Kecamatan Sindue yang perlu mendapat dukungan
penyuluhan pertanian Tahun 2010 – 2014,
adalah sebagai berikut:
a. Pencapaian Swasembada Pangan dan
Swasembada Berkelanjutan
b. Peningkatan Difersivikasi Pangan;
c. Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing dan Ekspor;
d. Peningkatan Kesejateraan Petani.
Berdasarkan arah
kebijakan tersebut, maka
stretegi penyelenggaraan penyuluhan di tingkat BPP diarahkan pada kegiatan sebagai berikut:
1.
Penyuluhan mendukung peningkatan produksi padi, Jagung, Kedelai dan Daging dan Telur:
2.
Penyuluhan mendukung diversifikasi pangan yang diimplemnetasikan pada kegiatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan yang berbasis Pangan lokal;
3.
Penyuluhan mendukung peningkatan nilai tambah, dan daya saing produk pertanian;
4.
Penyuluhan mendukung peningkatan kesejahteraan
petani
2.9.Keadaan Khusus
Keadaan khusus adalah keadaan yang berkaitan dengan tingkat Pengetahuan,
Keterampilan dan Sikap Petani dalam menerapkan Teknologi pada tingkat
usahataninya sehingga dapat mempengaruhi tingkat produksi dan pendapatan yang
diperoleh petani, adapun keadaan tingkat
penguasaan dan penenrapan teknologi oleh petani dapat dirumuskan sebagai
berikut:
2.9.1 Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Padi Sawah
- 80% petani belum menggunakan benih
unggul dan bersertifikat
- Penggunaan Pupuk P dan K belum sesuai anjuran
- Pengendalian Hama dan Penyakit
belum memperhatikan aspek pengendalian
Hama secara terpadu.
b. Jagung
- Produksi Tanaman Jagung dilahan
kering masih berkisar 3,4 ton/Ha
- Minat petani untuk menanam Jagung
di lahan sawah setelah padi masih rendah.
c. Kacang - Kacangan
- Minat petani untuk menanam Kacang
– kacangan (Kedelai, Kacang Hijau dan
Kacang tanah) di Lahan sawah setelah padi masih rendah
d. Hortikultura
- Residu Pestisida pada tanaman
sayuran (Tomat, Kacang Panjang, Ketimun dan
Cukup tinggi.
- Terjadinya penurunan Produksi
Tanaman pisang yang disebabkan oleh penyakit
Darah.
- Ketersediaan bibit buah – buahan
ditingkat petani masih terbatas
- Pada saat tertentu hasil panen buah
durian melimpah, harga anjlok.
2.9.2. Perkebunanan
- Dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir terjadi penurunan produksi buah Kakao.
- Salah satu penyebab menurunya
produksi kakao adalah kurangnya pemeliharaan
- Potensi produksi tanaman kelapa
dalam masih dapat ditingkatkan melalui pola
Pemeliharaan yang intensif.
2.9.3. Peternakan
- Populasi ternak sapi dan kambing
terus menurun, disisi lain potensi pakan alami
Dan lahan cukup tersedia tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
- Ternak ayam buras memiliki nilai
ekonomi dan prospek untuk dikembangkan
Dalam meningkatkan pendapatan petani.
2.9.4. Perikanan
- Potensi untuk pengembangan usaha
perikanan darat cukup besar tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal
-
Tingkat
kerusakan terumbu karang sebagai tempat perkembangan biota laut
Cukup tinggi.
2.9.5. Kehutanan
Tingkat kerusakan hutan sebagai
dampak dari penebangan liar disekitar kawasan hutan produksi dan hutan lindung
cukup tinggi.
2.9.6. Ketahanan Pangan
- Potensi lahan pekarangan sebagai
sumber pangan keluarga masih cukup luas.
- Pola konsumsi pangan masyarakat
secara umum belum berimbang dimana
masih didominasi oleh bahan pangan sumber Karbohidrat.</div>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar